LUBUKLINGGAU – Sekolah Islam Terpadu (SIT) Mutiara Cendekia, kembali melakukan kegiatan seminar parenting dengan melibatkan seluruh wali murid. Kali ini, mereka menghadirkan narasumber Muhammad Iqbal, P.hd Psikolog yang membahas materi tentang kepedulian itu dimulai dari Rumah : mengatasi bullying dan kecanduan pada gadget pada anak.
Kegiatan ini, dihadiri langsung Staf Ahli III Bidang Kemasyarakatan dan SDM, H. Heri Zulianta, Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Dakwah Pelita Taqwa Ir. H. A. Firdaus Azis, MM (Opa Firdaus), Ketua Yayasan Pendidikan dan Dakwah Pelita Taqwa Dra. Med. Vet. Hj. Retno Trapsilowati, MM beserta pengurus yayasan lainnya. Selanjutnya, Direktur Pendidikan SIT Mutiara Cendekia Dr. H. Umar Diharja, SP, MAP, Kepala divisi TTQ, Kepala divisi Kurikulum, Kepala SMPIT, SDIT dan TKIT Mutiara Cendekia.
Ketua Yayasan Pendidikan dan Dakwah Pelita Taqwa Dra. Med. Vet. Hj. Retno Trapsilowati mengatakan kegiatan ini menjadi salah satu sarana pembelajaran bagi kita selaku orang tua, sehingga nantinya akan tercipta generasi unggul berakhlakul karimah dan berkepribadian Islami yang bermanfaat bagi sesama.
Dirinya menyebutkan, jika ada yang tidak pernah usai dibicarakan dalam dunia pendidikan, maka jawabannya adalah peran keluarga. Betapa pun canggihnya sistem pendidikan, betapa pun hebatnya seorang guru, tidak akan pernah mampu menggantikan pengaruh orang tua di rumah. Karena sesungguhnya, pendidikan yang utuh lahir bukan hanya di kelas, tapi di meja makan, di ruang keluarga, di setiap percakapan dan dalam setiap pelukan hangat orang tua tercinta.
“Tapi sekarang, zaman terus berubah. Dunia kini begitu cepat, bahkan terkadang terasa tak ramah pada anak-anak kita. Di luar sana, bullying bukan lagi soal ejekan di sekolah, tapi juga bisa datang melalui HandPhone yang kita gunakan. Kecanduan media sosial, game online, hingga konten negatif menjadi tantangan nyata yang sulit kita hindari,”jelasnya.
Oleh karena itu, dikatakan Oma Retno
melalui seminar ini, ia ingin mengajak orang tua yakni mama dan papa untuk bersama-sama meneguhkan fondasi karakter anak yang dimulai dari rumah. Bagaimana bisa menjadi teladan, menjadi teman, sekaligus menjadi penjaga yang bijak di tengah gempuran pengaruh kondisi saat ini.
“Ini bukan sekadar seminar biasa, tapi langkah awal untuk membuka mata hati kita bersama. Semoga apa yang akan disampaikan oleh narasumber dapat menjadi pencerah, motivasi, dan bekal dalam mendampingi anak-anak menjadi pribadi yang kuat, cerdas, empatik, dan jauh dari niat untuk menyakiti atau disakiti,”ungkapnya.
Staf Ahli III Bidang Kemasyarakatan dan SDM, H. Heri Zulianta mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan seminar parenting yang dilaksanakan SIT Mutiara Cendekia.
Dikatakan ia,kegiatan parenting ini sangatlah penting, karena banyak ilmu pengetahuan yang didapat terutama pengetahuan dalam hal mendidik anak-anak, apalagi sekarang sudah ada payung hukum untuk melindungi anak.
“Serapi ilmu yang diberikan narasumber, dan kami berharap nantinya orang tua dapat mendidik bagaimana anak bisa bertumbuh kembang dengan sebaik-baiknya,”ujarnya.
Sementara itu, Muhammad Iqbal,PH.D mengatakan
mendidik anak itu tidak muda, terkadang banyak orang tua yang mengeluh. Kerjasama, ayah dan ibu sangatlah penting. Pengasuhan anak itu, tidak hanya ibu saja tetapi juga ayah. Artinya, harus adanya kerjasama orang tua.
Kemudian, jangan biarkan pengasuhan di ambil gadget. Bencana terbesar itu, ketika kita tau gadget membahayakan tetapi masih memberikan pada anak. Gadget itu pisau bermata dua, di satu sisi dapat memberikan manfaat disisinya lainnya dapat memberikan pengaruh buruk pada anak.
“Jadilah cinta pertama dan pahlawan untuk anak-anak, ketika mereka membutuhkan kita dampingi anak. Jangan cuek perhatian aktivitas anak , bermain dan berteman lah dengan anak,”ujar Muhammad Iqbal
Ia berpesan pada orang tua, jangan terlalu protektif kepada anak. Jangan terlalu banyak larangan pada mereka, seperti jangan bermain sepeda, jangan ini dan jangan itu. Karena, bagaimana mereka bisa menjadi pemimpin dimasa depan, jika orang tua selalu menyeteril anaknya. Jika terus seperti itu, nantinya mereka akan menjadi pribadi yang sombong, angkuh dan tidak memiliki empati.
“Biarlah anak-anak tumbuh bermain bersama teman-teman, nantinya akan tumbuh jiwa kepedulian, daya juang dan lainnya dalam diri mereka,”tegasnya.
Terkait bullying, dirinya menyampaikan itu merupakan hal yang sangat mengerikan. Karena, tidak semua kuat dengan kata-kata.
“Untuk orang tua, jaga selalu anak kita jangan sampai mereka menjadi korban atau pelaku perundungan di sekolah,”pesannya. (Nyt)